7 Tips Terbaik Bagaimana Membuat Sebuah Story Telling Yang Bagus Dan Menarik

Semua orang menikmati kisah yang bagus. Dan mampu menceritakan kisah yang bagus tampaknya merupakan kemampuan yang sangat penting untuk dimiliki, apakah kamu mencoba untuk meningkatkan kemampuan bahasa secara keseluruhan, bersiap untuk wawancara, atau hanya ingin menulis dan menyajikan dengan lebih baik.

Tapi bagaimana kamu bisa membuat kisah kamu menonjol? Berikut adalah tujuh saran dari Kathrine Walker, seorang pelatih bahasa Inggris untuk insinyur perangkat lunak, persiapan wawancara dan penulis lepas dalam membuat narasi menarik yang akan bertahan lama setelah kamu selesai menceritakannya.

1. Kenali Audiens Kamu

Memahami siapa audiens kamu dan apa yang mereka cari adalah tahap awal dalam membuat kisah yang hebat.
Jenis cerita apa yang mereka nikmati? Bahasa apa yang mereka gunakan? Apa yang membuat mereka tertawa atau menangis? Menjawab pertanyaan-pertanyaan ini akan membantu kamu memilih kisah yang tepat dan menyesuaikannya dengan audiens kamu.

2. Mulailah dengan ledakan

kamu hanya memiliki beberapa detik untuk menarik perhatian audiens kamu, jadi manfaatkan mereka sebaik mungkin.
Coba garis awal yang menarik atau pengungkapan yang mengejutkan. Sebagai alternatif, kamu dapat memulai dengan karakter atau peristiwa yang dapat dihubungkan dengan semua orang. Pembuka yang solid dapat membantu audiens tetap tertarik dari awal hingga akhir.

3. Tunjukkan, bukan ceritakan

Melalui kekuatan kata-kata, koherensi naratif membawa pendengar kamu ke alam lain. Buatlah tulisan kamu gamblang dan sejelas mungkin. Mulailah dengan memberikan perspektif gambaran besar, sebuah lokasi di mana mereka dapat memvisualisasikan diri mereka sendiri. Kemudian, dengan menggunakan detail, lukis gambar dan pindahkan ke sana.
Dalam bukunya, Sandra Gerth, Show, Don't Tell: How to Write Vivid Descriptions. Gerth juga menyarankan beberapa petunjuk untuk memperjelas saat kamu memberi tahu alih-alih menunjukkan. Misalnya, jika kamu memberikan kesimpulan atau ringkasan yang kamu ceritakan. Menceritakan adalah membagikan apa yang terjadi — dan dalam beberapa kasus, itu benar-benar tepat.
Bercerita memang unik. Ini mengundang penonton untuk menemani kamu dalam petualangan kamu. Ini memberi pendengar perasaan tentang peristiwa tersebut dan memungkinkan mereka untuk mempertimbangkan hasilnya.
Buat deskripsi kamu seakurat mungkin. Tempatkan diri kamu dalam situasi tersebut dan cari elemen tertentu menggunakan imajinasi kamu. Bagikan tidak hanya apa yang kamu lihat, tetapi juga apa yang kamu dengar, cium, sentuh, dan cicipi.

4. Personalisasikan

Berbagi kisah pribadi yang dapat dihubungkan dengan audiens kamu adalah salah satu cara terbaik untuk terhubung dengan mereka.
Kita semua senang mendengar tentang kehidupan orang lain, terutama ketika kita melihat diri kita sendiri di dalamnya. Jadi jangan takut untuk terbuka dan menawarkan apa pun dari pengalaman kamu sendiri – itu akan memperkuat kisah kamu.

5. Gunakan percakapan dengan hemat.

Sebuah kisah mungkin menjadi berombak dan sulit dipahami jika terlalu banyak percakapan. "Dia mengatakan ini" dan kemudian, "dia mengatakan itu" mungkin dengan cepat menjadi membosankan. Gunakan percakapan hanya jika penting, dan pilih komentar yang berkesan untuk ditawarkan pada acara-acara penting.

6. Jadilah ringkas.

Saat kamu mulai menulis narasi, kamu harus membuat jaring yang lebar. Detail apa pun mungkin berharga. Saat kamu mulai mengumpulkan ingatan, pemikiran, dan data, draf awal kamu bisa (dan seharusnya) buruk.
Setelah itu, kamu harus memodifikasinya. Tidak ada yang mau mendengarkan melalui cerita bertele-tele yang tidak pernah sampai ke intinya. Tentukan inti cerita dan elemen yang paling menawan. Carilah bagian-bagian yang mendorong kisah itu dan paling menghibur. Pastikan setiap bagian dari kisah kamu memiliki fungsi dan berkontribusi pada alur cerita dengan cara tertentu.
Kamu dapat mengetahui kapan individu terlibat lebih besar atau lebih kecil jika kamu berlatih dan menganalisis mereka dengan cermat. Hapus bagian yang akan mematikan pemirsa kamu. Meski kamu menikmatinya, meski sulit, biarkan saja.

7. Akhiri dengan ledakan

Sama seperti kamu membutuhkan awal yang baik, kamu juga membutuhkan penyelesaian yang kuat yang berdampak pada audiens kamu.
Mengikat ujung yang longgar dan membawa kisah itu ke lingkaran penuh adalah cara cerdas untuk melakukannya. Kamu membuat referensi ke poin yang diungkapkan sebelumnya, tetapi pendengar sekarang melihatnya dari perspektif yang berbeda.
Pendekatan lain adalah meninggalkan pembaca dengan pertanyaan yang menggantung atau terbuka yang mendorong perdebatan tambahan.
Mendongeng adalah kemampuan penting bagi semua orang yang ingin meningkatkan keterampilan belajar bahasa, menulis, atau presentasi mereka. Itu membutuhkan latihan, sama seperti bakat lainnya. Jadi jangan takut untuk memulai dari mana kamu berada dan bereksperimen dengan ide-ide ini. Mulailah dengan teman dan kerabat terdekat kamu. Ingatlah untuk menikmati diri sendiri. Temukan kebahagiaan, patah hati, dan sensasi. Semakin kamu menghargainya, semakin besar kemungkinan audiens akan merasakan gelombang pengakuan dan antusiasme itu juga.

Baca juga: Daily Phrases Series - Part 1: Must, Nice to meet, dan You too